Latest News

Sunday, February 7, 2021

[Ninoi K] Mengamati Bramacorah Rizieq Shihab Lewat Media Pendukung dan Penentangnya

 

Mengamati Bramacorah Rizieq Shihab Lewat Media Pendukung dan Penentangnya

Ada hal yang menarik ketika menonton kehancuran bramacorah Muhammad Rizieq Shihab (MRS) lewat media massa. Dari press conference Polda Metro Jaya dan Mabes Polri jelas tidak pernah menggunakan kata habib. Namun kenapa Detik selalu menyematkan kata habib meski mendengarkan konferensi pers yang sama?

Dalam psikologi kata, kecenderungan pikiran wartawan dan idelogi media massa bisa dikenali. Dalam kasus MRS, pembedanya cuma satu kata: habib.

Di media sosial FB, Instagram, Twitter pun kecenderungan ini sama, malah lebih tampak. Orang yang menggunakan kata habib pasti pendukung MRS. Orang yang hanya menyebut Rizieq pasti penentang MRS.

Jelas dan faktual karena media sosial tidak memiliki aturan ideologis yang dikendalikan oleh pemiliknya. Medsos sangat berbeda dengan media massa online resmi, yang di belakangnya ada kepentingan politik.

Berita tentang bekas pentolan organisasi teroris FPI yang sudah menjadi ormas terlarang seperti PKI dan HTI, sungguh menarik. Bisa dilihat benang merah kecenderungan media massa mendukung atau menentang dengan pilihan kata ketika menyebut MRS, dengan kata kunci habib. MRS atau HRS), Rizieq atau Habib Rizieq.

Sangat mudah menentukan, dengan cara simplifikasi tentu, Detikdotcom miliki SBY pasti akan menyebut Habib Rizieq. Republika, Harian Terbit, TV One, PKS Piyungan, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Fajar, Pos Kota, Panjimas, Jawa Pos pasti menggunakan kata habib. Termasuk dalam kelompok ini adalah Kumparan. Media ini pendukung Rizieq Shihab.

CNN Indonesia? Meskipun milik SBY juga namun untuk memberi pembeda menggunakan kata Rizieq tanpa habib. Untuk menunjukkan perbedaan dengan Detik tentu. Biar kelihatan bau Amerika, padahal milik SBY.

Media penentang MRS dengan senang hati menghilangkan kata habib. MetroTV, Kompas, Suara Pembaruan, Tribun, Manado Pos, Bali Pos tentu alergi menggunakan kata Habib. 

Kenapa ada dua perbedaan dalam penyebutan MRS atau HRS? MRS adalah simbol gerakan, meskipun dia seorang bramacorah. Karena penggunaan kata habib disalahgunakan oleh MRS untuk kejahatan, premanisme, penyerobotan tanah, bahkan terorisme. Tak layak gelar terhormat habib disematkan ke bramacorah cabul MRS.

Publik sering tak paham. Bahwa media massa, televisi, media online dan off line, memiliki kecenderungan mendukung atau menentang pemerintah. Untuk memahaminya sebenarnya sangat mudah. Bahkan kecenderungan politik suatu media massa, ideologinya, pemiliknya, akan terlihat nyata. Tidak bisa bersembunyi.

Salah satu contoh adalah media televisi Aljazeera, media ini memiliki kecenderungan mendukung terorisme yakni Ikhwanul Muslimin, dan terorisme lainnya. Untuk itu wartawan Aljazeera Mahmood Hussein pun dipenjara sampai sekarang karena terlibat terorisme di Mesir.

Pilihan kata-kata yang digunakan oleh Al Jazeera jelas menunjukkan Mahmood Hussein bukan sekedar wartawan, namun ahli propaganda yang menyamar sebagai wartawan, bahkan setelah diselidiki oleh Intelijen Mesir, dia terlibat dalam terorisme dan anggota Ihwanul Muslimin.

Karena media adalah peracik kata-kata, maka lewat kata-kata pula media akan terlihat kecenderungan keberpihakannya. Bahkan kecenderungan politik, ideologi, pemiliknya, akan terlihat.

Media massa online dan bukan online memiliki pendana dan pemilik. Wartawan adalah ibarat kuda, redaksi adalah pencari rumput, pemilik adalah kusir. Ke mana pun arah kuda, tergantung kusir, namun dalam menjalankan kuda, pencari rumput ujung tombak harian.

Kuda tidak memiliki hak apa pun. Namanya juga kuda. Maka yang terjadi adalah apapun yang diinginkan oleh pencari rumput (redaksi) dan kusir (pemilik) harus dilaksanakan. Tidak ada ruang untuk berdebat.

Oleh sebab itu, rilis media yang waras, termasuk Kepolisian tidak menggunakan kata Habib Rizieq, HRS. Kata MRS dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang dipilih.

Tujuannya agar tidak ada glorifikasi salah terkait kata habib yang terhormat, jangan sampai disalahgunakan dan disematkan ke bramacorah penjahat pentolan organisasi yang 37 anggotanya adalah para teroris.

Maka dengan meng-klik sebuah media online, jika menemukan kata HRS atau Habib Rizieq dipastikan wartawan atau media tersebut pendukung si cabul Rizieq Shihab. Begitu sebaliknya, jika yang ditemukan cuma MRS, atau Rizieq, media tersebut penentang bramacorah Rizieq Shihab. Mari kita jaga marwah Habib dengan tidak menyematkan Habib di depan MRS alias Rizieq Shihab. (Penulis: Ninoy Karundeng)

==========================

MUNARMAN FPI MEMBANGKANG POLRI AKAN SERET MENANTU RIZIEQ SHIHAB OTAK CYBER TERRORISM

Biar sudah jadi tersangka Munarman FPI tetap membangkang. Giliran Hanif Alatas menantu Muhammad Rizieq Shihab (MRS) akan diseret Polisi. Tinggal menunggu waktu.  Hanif Alatas terkait cyber terrorism.

Hanif Alatas di balik Group Telegram AnginGunung dan People Power313. Sumber dan produsen hoaks, fitnah, provokasi, ajakan demo, perpecahan bangsa, jihad sesat ala FPI.

Negara tidak boleh kalah oleh political deal. Oleh pengkhianat bangsa MRS. MRS membuat hoaks: seolah ada dokumen perjanjian antara FPI dengan Badan Intelijen. Untuk bargaining position.  Tidak pernah ada deal dan dokumen antara Intelijen dengan teroris FPI. Bualan MRS tukang obat mabuk agama.

Polda Metro dan Mabes Polri harus tegas. Hanif Alatas harus dicokok. Bukan hanya soal kerumuman. Namun soal cyber terrorism yang sangat berbahaya. Hanif Alatas adalah pembangkang sama dengan Munarman. 

Hanif otak FPI bersama dengan Munarman. Sejak 2017, 2018 dia menjadi aktor kerusuhan. Hanif Alatas mengajak demo reuni 212, meski Jakarta dalam PSBB. Hanif bersama Rizal Kobar aktor demo gagal total 1812.

Bersama Munarman dan Sobri Lubis, Hanif Alatas mengatur strategi pergerakan ormas FPI. Dia giring menjadi lebih dekat dengan gerakan radikal dan terorisme. Strategi pendanaan FPI dia kelola. Hadiahnya anak provokator cabul MRS.

Hanif Alatas dan Bahar Smith juga dengan kedok agama merusak keharmonisan Manado. Untungnya, warga Manado mengusir mereka di Bandara Sam Ratulangi. Hanif Alatas bukan sembarangan. Dia aktor FPI bersama Munarman dan Sobri Lubis.

MRS sebenarnya budak kacung Munarman. Tapi soal duit dari Cikeas, Cendana, dan Chaplin, Munarman dan MRS berbagi proporsional. Mewah bersama. Berkedok agama. Islam sebagai alat bisnis. Bisnis FPI provokasi mengumpulkan massa, dengan cara menjual program radikalisme, terorisme, pembangkangan hukum dan demo.

Itulah sebabnya Munarman tetap melestarikan nama: FPI. Nama FPI dipakai Munarman untuk membangun imajinasi kisah sukses bisnis kebohongan. Hanif Alatas juga setuju.

Hanif Alatas sebagai Ring 1 MRS mengelola dana besar untuk menghancurkan NKRI. Bersama Cendana, Chaplin, dan Cikeas. Plus sumbangan dari ratusan ribu kotak amal di minimarket, kerjasama teroris dengan cukong. Kotak amal di minimarket dikuasai selain oleh teroris MMI, ACT, JAT, juga PKS dan gerakan Ikhawanul Muslimin (IM).

Untuk itu, Polri harus bertindak tegas. Menyeret mastermind: Muhammad Hanif Alatas. Menantu MRS selain dua anak MRS: Zahra dan Zulfa. Sebelum semuanya terlambat dan kabur ke luar negeri. Kini Wahyu Budi Laksono bercokol di Syria dengan @Opposite6891-nya.

Merasa di atas angin, kuat tanpa batas dia menamai diri: Poros Mekkah. Poros Petamburan. Yang terlibat dalam akun itu Zahra Shihab, Zulfa Shihab. Sesuai bukti, keluarga otak cabul MRS, anak-anak dan menantu, terlibat dalam gerakan Cyber Terrorism.

Cyber terrorism digunakan untuk membangun opini. FPI terus menyebarkan berita bohong. Lewat intenet. Kebencian terhadap Jokowi, TNI, Polri, mengadu domba umat. Terakhir terungkap Jerman terlibat teroris FPI di Indonesia.

Kasus Hanif Alatas pelanggaran PSBB yang dilakukan menantu MRS harus diusut. Karena Sobri Lubis dan kawan-kawan sudah menjadi tersangka kasus kerumuman.

Munculnya Hanif Alatas ke permukaan sebenarnya menjadi pesaing Munarman dalam mengendalikan FPI. Karena baik Munarman maupun Hanif Alatas, termasuk begundal anak-anak MRS adalah para provokator. Dalam video beredar anak cewek MRS juga provokator dan kebencian. Persis seperti MRS membual mengadu-domba, memanipulasi informasi.

Hanif Alatas harus ditangkap. Bukan soal kerumuman saja. Kasus terorisme siber alias Cyber Terrorism. Terorisme siber yang dilakukan Hanif Alatas sangat membahayakan negara. Karena setiap hari dia aktif menyebarkan berita bohong.

Dengan segala kecerdasan di bidang siber, Hanif Alatas mengendalikan konten, lalu memanfaatkan proxy cyber, dan menaikkan materi ujaran kebencian, provokasi, kebohongan, untuk melawan negara. Perbuatan Hanif Alatas dengan FPI yang memang teroris mengarahkan Hanif Alatas sebagai teroris siber. 

Polisi yang sudah memiliki bukti terkait akun group telegram AnginGunung dan Peoplepower13. Juga BIN, BAIS, harus bertindak untuk secara komprehensif menghancurkan terorisme. Maka segera menangkap Hanif Alatas. Ini harapan Jokowi. Juga harapan NKRI yang aman dan damai. Tanpa FPI. (Penulis: Ninoy Karundeng).

No comments:

Post a Comment

Tags

3 Denny Siregar (14) Aoky Vera (11) 1 Ade Armando (7) 2 Raja Bonar (7) Ninoy N Karundeng (7) Eko Kuntadhi (6) 4 Rudi S Kamri (5) Andre Vincent W (5) Iyyas Subiakto (4) Perangi Radikalisme (4) Analisis Politik (3) Politik (3) Surat Terbuka (3) BUMN (2) Birgaldo Sinaga (2) Dugaan Rekayasa (2) Jubir Teroris (2) Kejahatan Organisasi (2) Pembohongan Publik (2) Perangi Teroris (2) Tingkah Laku (2) Tirta (2) Tito Gatsu (2) Ajaran Nabi (1) Akhmad Sahal (1) Aneh Bin Nyata (1) Aoki Vera - Live (1) Aroma Koruptor (1) Asi News (1) Azab DKI (1) Balap Mobil (1) Banjir Jakarta (1) Benahi DKI (1) Berita Sidang (1) Biografi Ade Armando (1) Dikormersialisasi (1) Diluar Logika (1) Dosen Universitas (1) Dugaan Cina (1) Fakta Sejarah (1) Fraksi Tv (1) Gratis Masuk Sekolah (1) Gubernur DKI (1) Hafal Alquran (1) Halal Dan Haram (1) Hutang Negara (1) Ideologi Negara (1) Instrospeksi Diri (1) Janji Politikus (1) Jaya Wijaya (1) Joko Widodo (1) Jubir FPI (1) Kadrun Berjatuhan (1) Kebobrokan Pejabat (1) Kebodohan Gubernur (1) Kebohongan Pejabat (1) Ken Setiawan (1) Korupsi (1) Kura-Kura (1) Maling Teriak Maling (1) Masalah Reklamasi (1) Melengserkan Jokowi (1) Membela Negara (1) Mobil Kalengkaleng (1) NKRI Harga Mati (1) Neo PKI (1) Nyai Dewi Tanjung (1) Orde Baru (1) Organisasi Bermasalah (1) Ormas Bermasalah (1) Pancasila (1) Pembongkar Kasus (1) Perangi Korupsi (1) Prilaku DPR RI (1) Proxy War (1) Raja Bonar (1) Rencana Menjatuhkan (1) Revisi UU KPK (1) Sarang Teroris (1) Sejarah Kelam (1) Setia Kecurangan (1) Siapa Raja Bonar (1) Situs Dialihkan (1) Soal Banjir (1) Suara Rakyat (1) Syarat Jadi Presiden (1) Terlalu Go3blog (1) Tidak Berlangsungkawa (1) Tolak Wisata Halal (1) Tunggangi Papua (1) Umat Islam (1) Vaksin (1) Wakil Rakyat (1) Wanita Jepang (1) William (1) Wisata Netral (1)