Pemprov DKI mengeluarkan angka dampak banjir dari thn 2002 sampai 2021. Dapat di tebak tujuannya agar kelihatan era Anis banjir dapat di kendalikan dan yg terdampak menyusut jauh. Namun lucunya ngarang angkanya kurang cermat shg kelihatan seperti angka keramat tapi tak bermanfaat.
Lihat angka 2015, 2020 curah hujannya naik RW yg digenangi air turun, nggak kira² dari 702 RW menjadi hanya 390 RW.
Dan konyolnya data majalah Tempo 2015, RW yg tergenang hanya 53 di 12 kelurahan, jadi angka banjir pun di Mark up. Ini kelakuan, karena realnya RW tergenang 2015 adalah 53, thn 2020, 390 ini yg bener.
Begitu juta luas are yg tergenang dari 281km² menjadi 156km².
Yang lebih ekstrim thn 2021, curah hujan katanya turun padahal kita tau seluruh Indonesia sedang diguyur hujan deras, indikatornya banjir besar dimana². Lha Jakarta yg sdg jd kolam Koi terbesar didunia curah hujannya dikatakan turun dari 377 ke 226.
Lagi² mereka membuat pembualan murahan, mau seolah² ngomong pakai data, tapi makin nyata songongnya. RW yg tergenang ditengah banjir merata turun dari 390 ke 113 RW dan wilayah tergenang turun secara drastis dari 281 ke 156 dan 2021 hanya tinggal 4 km².
Tujuan semua itu hanya mereka mau mengatakan bhw Anis lebih baik dari Jokowi dan Ahok mengurus Jakarta. Kecoak juga tau kalau Anis itu seujung kuku kaki Ahok pun tak ada bisanya mengurus Jakarta.
Yang membuat kita geleng kepala, orang se Balai Kota, DPRD semua seolah disirap Anis gak bisa apa², manut semua. Ini akibat mulut mereka di sumpal duit APBD yg gak kira².
Hiburan sebagian warga bisa menikmati gulai ikan Koi, kalau yg asli bisa ratusan juga harganya.
Berengsek Gubernurnya, nikmati gulai Koi nya. Tapi Tuhan tetap tidak suka.
Iyyas Subiakto
No comments:
Post a Comment