Latest News

Sunday, February 7, 2021

[Denny Siregar] Sandi...Biarkan Bali Tetap Bali.Jangan Diarabisasi

Art 1
SANDI, BIARKAN BALI TETAP BALI. JANGAN DIARABISASI...

Mas Sandi, pernah tinggal di Bali ?
Saya pernah. Dua tahun saya di sana. Tinggal di Sesetan, Denpasar sebagai pekerja. Sekali-sekali tinggallah di sana, barang setahun saja. Rasakan aura Bali. Nafasnya, budayanya, adatnya dan keramahan masyarakatnya. Jangan cuman mampir berlibur sehari dua dan tinggal di hotel mewah saja.

Dan mas Sandi akan merasakan ketenangan, kenyamanan dan terutama kekentalan nilai-nilai luhur Indonesia yang terakit dalam adat dan budaya.

Bali bukan sekedar pariwisata, mas Sandi. Bali lebih sebagai penjaga budaya negeri ini, yang di banyak tempat sudah hilang tergerus modernisasi dan arabisasi. Mengagumkan. Membangun rasa cinta dan selalu menawarkan rasa rindu untuk kembali kesana.

Entah sudah berapa kali saya mendengar wacana Bali mau disyariahkan, dihalalkan dan entah apa lagi namanya yang ujungnya selalu membawa agama. Dulu tahun 2015, wacana yang sama muncul dari Muliaman Hadad, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah. Sekarang, dirimu Sandiaga Uno, yang kembali ingin menghalalkan Bali.

Alasan kalian berdua sama. Karena wisata halal berpotensi meraup ribuan triliun rupiah dari tamu di Timur Tengah 

Saya sendiri tidak paham. Apakah definisi "halal" kalian sama dengan definisi "halal"nya masyarakat Bali ? Halal menurut kalian, belum tentu halal buat orang Bali. Kalian berpandangan poligami halal tapi belum tentu begitu dengan Bali. Bali menganggap makan babi halal, dan kalian pun berpandangan terbalik dengan apa yang diyakini masyarakat Bali.

Jadi halal yang mana maksudnya ? 

Halal dengan konsep syariah, di mana hotel-hotelnya harus ditempeli edaran "harus punya surat nikah" ? Atau ketika orang-orang dengan cadar hitam seluruh badan lalu-lalang sibuk menghakimi turis yang setengah telanjang ? Atau restoran dan kafe penuh dengan tulisan Arab yang mengganggu pemandangan ? Lalu ke depan sibuk mengharam-haramkankan perayaan adat di-sana ?

Bali adalah Bali. Dengan segala kelebihan dan kekurangan, merekalah wajah Indonesia di luar negeri. Dari Bali, para wisatawan mengenal Indonesia lebih banyak lagi. Dan ketika Bali sudah berjasa kepada negeri ini, kalian ingin merusaknya hanya karena "Bali tidak halal" menurut pandangan kalian yang sempit itu.

Jangan pernah merusak negeri dengan konsep "syariah", "halal" atau apapun yang menyinggung masyarakat Bali. Bali sudah sangat terbuka kepada para pendatang untuk bekerja mencari makan, tanpa memandang dari suku apa kalian, ras apa kalian bahkan apa pun agamamu di sini.

Lihatlah, berapa banyak restoran Padang di Bali ? Apakah itu bukan restoran halal ? Hitung berapa banyak restoran Jawa dan Surabaya di Bali ? Bisakah engkau bilang mereka menjual makanan yang tidak halal ? Lalu, halal yang bagaimana lagi yang harus disepakati masyarakat Bali yang selama ini hidup tenteram, aman dan loh jinawi ?

Singkirkan pikiran kalian untuk selalu ingin mensyariahkan Bali.

Kenapa kalian tidak kembangkan saja wisata halal atau syariah di Aceh sana, yang jelas-jelas menganut hukum syariat ? Kenapa mesti Bali ? Apa kurangnya tempat wisata di negeri ini selain Bali ? Fokus ke yang belum terjamah, jangan rusak Bali yang sudah mendunia.

Sudah cukup dengan konsep arabisasi di negeri ini. Jangan rusak Bali. Karena ketika kalian ingin memaksakan apa yang ada di pikiran kalian, saya yakin rakyat Bali akan bangkit berdiri menentang. 

Jangankan kalian, mas Sandi. Bahkan Eropa, Amerika, Jepang dan banyak turis luar negeri yang datang membawa konsep modernisasi tidak akan pernah mampu menghabisi sisi tradisional Bali. Karena itulah harta mereka. Kekayaan terbesar mereka. Hidup mereka.

Apakah masyarakat Bali perduli dengan potensi pendapatan ribuan triliunan rupiah dari turis Timur Tengah ? Tidak penting. Kekayaan itu bukan hanya materi, karena bagi Bali, jiwa yang merdeka adalah kekayaan yang sejati. Jangan dipasung dengan label-label untuk jualan diri. Bali bukan pelacur, jangan pernah kalian perkosa sampai hancur.

Untuk saudara-saudaraku di sana, sahabat-sahabatku, Gek dan Bli, yang sudah memperlakukan diriku dengan sangat baik dan terbuka, pertahankan diri kalian dari ancaman ideologi seperti ini. Aku rindu kalian untuk tetap seperti ini. 

Bali harus tetap Bali. Tempat yang nyaman untuk menikmati secangkir kopi...

Seruput dulu, Baliku. 

Titip salam dan cintaku... ☕☕

Denny Siregar
Mari kita pertahankan Bali dari orang2 yg tak bertanggungjawab, dimana selama ini Bali telah banyak menghidupi mereka2 ini dari hasil adat budaya dan pariwisatanya ...rahayu rahayu rahayu.
🙏🏾🙏🏾🙏🏾
=============================

Art 2

ASIQ DALAM BERNEGARA: ANTARA ABU BAKAR BA’ASYIR DAN FELIX SIAUW

Oleh Ayik Heriansyah
https://www.harakatuna.com/fasiq-dalam-bernegara-antara-abu-bakar-baasyir-dan-felix-siauw.html

Dua figur ini dikenal sebagai pejuang khilafah yang tangguh dari generasi yang berbeda. Ust. Abu Bakar Ba’asyir (ABB) dari masa kolonial. Sedangkan Felix Siauw (FS) dari generasi milineal. Ust. ABB keturunan Arab. Sejak lahir sudah Islam. Adapun FS keturunan Cina yang baru masuk Islam pada usia 18 tahun. Ust. ABB ikon gerakan wahabi jihadi. Sedangkan FS ikon dari gerakan tahriri-siyasi. 

Karena kegigihan keduanya memperjuangkan khilafah di wilayah NKRI, Ust. ABB dan FS itu, WNI bukan? Pertanyaan ini perlu diajukan lagi, setelah Ust. ABB tetap menolak menandatangani pernyataan setia kepada NKRI dan Pancasila sebagai syarat bebas dari penjara. Rencananya besok Ust.ABB keluar dari penjara. Karena faktor kemanusiaan, mengingat usianya sudah 82 tahun, Ust. ABB bebas murni setelah divonis 15 tahun penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat pendanaan terorisme. 

Kasus yang sama juga terjadi pada FS saat akan mengisi pengajian di Masjid Manarul Islam, Bangil, Pasuruan (2017). FS menolak menandatanganani tiga poin yang diajukan oleh Banser Pasuruan sebagai syarat.  Pernyataan tersebut: Pertama, Mau mengakui Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, tidak mendakwahkan konsep khilafah dalam pengajian tersebut. Ketiga, bersedia meninggalkan HTI yang telah dibubarkan pemerintah. 

Ada kesalahan memahami Islam di balik sikap penolakan Ust. ABB dan FS terhadap NKRI dan Pancasila. Tampak dari alibi yang kemukakan. Keduanya hanya mengakui Islam. Bumi ini milik Allah. Harus diatur dengan syari’at dan hukum Allah. Mengakui NKRI dan Pancasila dianggap menyalahi aqidah dan syariat Islam. Bisa membatalkan keislaman (murtad). Dan akan mati dalam keadaan kafir.

Pejuang-pejuang khilafah yang berpikiran seperti Ust. ABB dan FS, mereka tidak bisa membedakan antara hakikat dengan syariat. Bahwa bumi milik Allah, bahwa wewenang membuat hukum adalah hak Allah, bahwa hanya hukum Allah yang harus tegak, dan lain sebagainya, merupakan hakikat-hakikat dalam ajaran Islam. Tidak ada yang menolak hakikat-hakikat tersebut. Pancasila pada sila pertama juga mengakuinya.  

Hakikat-hakikat dalam ajaran Islam diwujudkan dan dikongkritkan di dalam syari’at-syari’at. Yang masih syari’at, di-fiqih-kan. Yang masih abstrak dikongkritkan. Yang masih umum, dikhususkan. Yang masih mutlak, dibatasi. Yang masih general, didetailkan. Yang masih tekstual, dikontekstualkan melalui ijtihad berdasarkan dalil, kaidah, dan maqashid syariat yang dilakukan oleh ulama yang berkompeten di bidangnya. 

Kesalahan pejuang-pejuang khilafah yang berpikiran seperti Ust. ABB dan FS, mereka memandang empat pilar bangsa dan negara Indonesia: NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika dengan kacamata hakikat. Padahal keempat pilar tersebut produk dari syari’at yang dihasilkan melalui proses ijtihad syar’i oleh para ulama yang dikenal jujur, ikhlas dan tulus. Keempat pilar tersebut dirumuskan justru dalam rangka merealisasi hakikat-hakikat dari ajaran Islam. 

Sebagaimana kata Imam Malik, hakikat tanpa syariat adalah fasiq. Adapun syariat tanpa hakikat adalah zindiq. Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan. Fasiq dalam bernegara yaitu menginginkan tegaknya hukum-hukum Allah swt tapi menolak syariat Islam dalam bentuk konsensus dan konstitusi negara. Fasiq dalam bernegara pertama kali dilakukan oleh kaum khawarij dengan jargon la hukmu illa lillah.

Pejuang-pejuang khilafah yang berpikiran seperti Ust. ABB dan FS ingin menegakkan hukum-hukum Allah swt tapi tidak mengakui, menerima dan taat kepada pemerintah NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinne Tunggal Ika, adalah orang-orang yang ber-hakikat tanpa syariat. Mereka “berbadan tapi telanjang.” Selain fasiq dalam bernegara, perjuangan mereka juga palsu, penuh tipu-tipu dibaluti hawa nafsu. Mereka membawa kerusakan di tengah masyarakat dan mengancam eksistensi bangsa dan negara.

Muslim sejati adalah yang mengintegrasikan hakikat dan syariat pada dirinya. Mengamalkan hakikat di dalam batinnya, dan mengamalkan syariat dengan jasad lahiriyahnya. “Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.” Imam Malik berkata, Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia itulah jalan yang benar.”

No comments:

Post a Comment

Tags

3 Denny Siregar (14) Aoky Vera (11) 1 Ade Armando (7) 2 Raja Bonar (7) Ninoy N Karundeng (7) Eko Kuntadhi (6) 4 Rudi S Kamri (5) Andre Vincent W (5) Iyyas Subiakto (4) Perangi Radikalisme (4) Analisis Politik (3) Politik (3) Surat Terbuka (3) BUMN (2) Birgaldo Sinaga (2) Dugaan Rekayasa (2) Jubir Teroris (2) Kejahatan Organisasi (2) Pembohongan Publik (2) Perangi Teroris (2) Tingkah Laku (2) Tirta (2) Tito Gatsu (2) Ajaran Nabi (1) Akhmad Sahal (1) Aneh Bin Nyata (1) Aoki Vera - Live (1) Aroma Koruptor (1) Asi News (1) Azab DKI (1) Balap Mobil (1) Banjir Jakarta (1) Benahi DKI (1) Berita Sidang (1) Biografi Ade Armando (1) Dikormersialisasi (1) Diluar Logika (1) Dosen Universitas (1) Dugaan Cina (1) Fakta Sejarah (1) Fraksi Tv (1) Gratis Masuk Sekolah (1) Gubernur DKI (1) Hafal Alquran (1) Halal Dan Haram (1) Hutang Negara (1) Ideologi Negara (1) Instrospeksi Diri (1) Janji Politikus (1) Jaya Wijaya (1) Joko Widodo (1) Jubir FPI (1) Kadrun Berjatuhan (1) Kebobrokan Pejabat (1) Kebodohan Gubernur (1) Kebohongan Pejabat (1) Ken Setiawan (1) Korupsi (1) Kura-Kura (1) Maling Teriak Maling (1) Masalah Reklamasi (1) Melengserkan Jokowi (1) Membela Negara (1) Mobil Kalengkaleng (1) NKRI Harga Mati (1) Neo PKI (1) Nyai Dewi Tanjung (1) Orde Baru (1) Organisasi Bermasalah (1) Ormas Bermasalah (1) Pancasila (1) Pembongkar Kasus (1) Perangi Korupsi (1) Prilaku DPR RI (1) Proxy War (1) Raja Bonar (1) Rencana Menjatuhkan (1) Revisi UU KPK (1) Sarang Teroris (1) Sejarah Kelam (1) Setia Kecurangan (1) Siapa Raja Bonar (1) Situs Dialihkan (1) Soal Banjir (1) Suara Rakyat (1) Syarat Jadi Presiden (1) Terlalu Go3blog (1) Tidak Berlangsungkawa (1) Tolak Wisata Halal (1) Tunggangi Papua (1) Umat Islam (1) Vaksin (1) Wakil Rakyat (1) Wanita Jepang (1) William (1) Wisata Netral (1)